Kamis, 01 Agustus 2013

PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANJUT USIA

 
A. Perubahan-perubahan fisik
  1. Sel
    1. Lebih sedikit jumlahnya
    2. Lebih besar ukurannya
    3. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler
    4. Menurunnya proporsi protein di otak, otot, darah, dan hati.
    5. Jumlah sel otak menurun.
    6. Terganggunya mekanisme perbaikan sel
    7. Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%
  2. Sistem persarafan
    1. Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel otaknya dalam setiap harinya)
    2. Cepatnyan menurun hubungan persarafan
    3. Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stres.
    4. Mengecilnya saraf panca indra. Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf pencium dan perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya dengan ketahanan terhadap dingin.
    5. Kurang sensitif terhadap sentuhan
  3. Sistem pendengaran
    1. Presbiakusis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit dimengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas 60 tahun
    2. Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
    3. Terjadi pengumpulan serumen dapat mengeras karena menginkatnya keratin.
    4. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa/stres.
  4. Sistem penglihatan
    1. Sfingter pupil timbul skelerosis dan hilangnya tespon terhadap sinar.
    2. Kornea lebih berbentuk sferis (bola)
    3. Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan.
    4. Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap
    5. Hilangnya daya akomodasi
    6. Menurunnya lapangan pandang; berkurang luas pandangannya.
    7. Berkurangnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.
  5. Sistem kardiovaskuler
    1. Elastisitas dinding aorta menurun
    2. Katup jantung menebal dan menjadi kaku
    3. Kemampuan jantung untuk memompa menurun 1% setiap tahun sesudah berumut 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
    4. Kehilangan elatisitas pembuluh darah; kurang efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (menyebabkan pusing mendadak)
    5. Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer; sistolis normal 170 mmHg, diastolis normal 90 mmHg.
  6. Sistem pengtaturan temperatur tubuh
Pada sistem pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu termostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertntu, kemunduran terjadi sebagai faktor yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui antara lain;
  1. Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologik 35o ini akibat metabolisme yang menurun
  2. Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.
  1. Sistem respirasi
    1. Otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku
    2. Menurunnya aktivitas dari silia
    3. Paru-paru kehilangan aktivitas; kapasitas residu meningkat, menarik nafas menjadi berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun
    4. Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
    5. O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.
    6. CO2 pada arteri tidak berganti
    7. Kemampuan untuk batuk berkurang
    8. Kemampuan pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot pernapasan akan menurun seiring degan bertambahnya usia.
  2. Sistem gastrointestinal
    1. Kehilangan gigi; penyebab utama adalah Periodental disease yang bisa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
    2. Indera pengecap menurun; adanya iritasi yang kronis, dari selaput lendir, atropi indera pengecap (80%), hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap di lidah terutama rasa tentang rasa asin, asam, dan pahit.
    3. Eofagus melebar
    4. Lambung, rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam labung menurun, waktu mengosongkan menurun.
    5. Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi
    6. Fungsi absobsi melemah (daya absobsi terganggu)
    7. Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah.
  3. Sistem reproduksi
    1. Menciutnya ovari dan uterus
    2. Atrofi payudara
    3. Pada laku-laki testis masih dapat memproduksi spermatosoa, meskipun adanya penurunan secara beransur-ansur
    4. Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal kondisi keksehatan baik), yaitu;
      • Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia
      • Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan kemampuan seksual
      • Tidak perlu cemas karena merupakan perubahan alami
    5. Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali, dan terjadi perubahan-perubahan warna.
  4. Sistem genito urinaria
    1. Ginjal, merupaan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, melalui urine darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan unit terkecil dari ginjal yang disebut nefron (tepatnya di glumerulus, kemudia mengecil dan nefron menjadi atrofi. Aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%. Fungsi tubulus berkurang akibatnya; kurang kemapuan mengkonsentrasi urine, berat jenis urine menurun, proten uria.
    2. Vesika urinaria (kandung kemih); otot-ototnya menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200ml atau menyebabkan frekuensi buang air kecil meningkat. Vesika urinari susah dikosongkan sehingga meningkatkan retensi urine.
    3. Pembesaran prostat kurang lebih 75% dialami oleh pria usia di atas 65 tahun
    4. Atrofi vulva
  5. Sistem endokrin
    1. Produksi hampir semua hormon menurun
    2. Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah
    3. Pituitari; hormon pertumbuhan ada tetapi lebih rendah tetapi rendah dan hanya dalam pembuluh darah, berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, LH.
    4. Menurunnya aktifitas tiroid, BMR menurun.
  6. Sistem kulit
    1. Kulit mengerut atau keriput akibat kahilangan jaringan lemak
    2. Kulit kasar dan bersisik,
    3. Mekanisme proteksi kulit menurun
      • Produksi serum menurun
      • Gangguan pigmentasi kulit
    4. Kulit kepala dan rambut menipis
    5. Kelenjar keringat berkurang jumlahnya
  7. Sistem muskuloskeletal
    1. Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh
    2. Kifosis
    3. Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek
    4. Persendian membesar dan menjadi pendek
    5. Tendon mengerut dan mengalami skelrosis
  8. Perubahan mental
    1. Faktor yang mempengaruhi perubahan mental
      • Perubahan fisik, organ perasa
      • Kesehatan umum
      • Tingkat pendidikan
      • Keturunan
      • Lingkungan
    2. Momory: jangka panjang (*berhari-hari yang lalu) mencakup beberapa perubahan. Kenangan jangka pendek (0-10 menit) kenangan buruk
    3. Intelegency; tidak berubah dengan informasi matematik dan perkataan verbal.
    4. Berkurangnya keterampilan psikomotor.

Tekanan Darah



             
        Suatu gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh, bergantung pada volume darah dalam pembuluh dan distensibilitas dinding pembuluh darah. (sherwood 2012  )
Tekanan darah dinyatakan dengan suatu tekanan sistolik per tekanan diastolik.
Dalam sherwood 2011    , disebutkan bahwa Tekanan sistolik adalah tekanan maksimal yang timbul pada arteri saat darah disemprotkan ke pembuluh tersebut selama sistolik. Tekanan sistolik rata-rata 120 mmHg. Tekanan diastolik adalah tekanan minimal didalam arteri ketika darah mengalir keluar menuju ke pembuluh yang lebih kecil sewaktu diastol. Tekanan diastolik rata-rata 80 mmHg.

Tekanan darah dapat diukur dengan sfigmomanometer (tensimeter) dan stetoskop. Ada tiga jenis tensimeter, yaitu tensimeter digital, aneroid dan merkuri (air raksa). Ketika seseorang diperiksa dengan tensimeter air raksa dihasilkan tekanan sebesar 100 mmHg menunjukan bahwa daya tekan arteri dapat mendorong air raksa melawan gravitasi setinggi 100 mm. Tensimeter ini berbentuk manset yang dapat dilingkarkan disekitar lengan (atas siku) kemudian dikembungkan untuk mengukur tekanan darah. Sedangkan tensimeter digunakan untuk auskultasi bunyi di arteri brakhialis ketika terdapat aliran darah yang melewati arteri tersebut, bunyi ini disebut bunyi Korotkoff yang timbul dari getaran yang tercipta karena adanya turbulensi darah setelah aliran darah yang berhenti akibat manset tensimeter yang telah dikembungkan sehingga memberikan tekanan yang lebih besar daripada tekanan darah yang mengalir dan menyebabkan pembuluh darah menutup.